PRAKTIK PERNIKAHAN POLIGAMI PADA ISTRI ULAMA : TINJAUAN FENOMENOLOGIS

Ema Khotimah

Abstract


Penelitian fenomenologis terhadap persepsi istri-istri ulama atas pernikahan poligami yang mereka praktekkan  tergolong ke dalam kajian  praktik poligami dalam komunitas Islam. Karenanya, penelitian ini tidak mengkaji aspek teologis, tetapi lebih kepada aspek non teologis bahkan bersifat persepsi personal subyek penelitian. Penelitian ini tidak bertujuan membenturkan kedua kubu yang pro dan kontra poligami, tetapi, merupakan sebuah upaya memotret konstruksi poligami di  kalangan tertentu  khusus nya di kalangan istri para ulama. Dalam riset terhadap pelaku praktek pernikahan poligami ini, ditemukan fakta bahwa ketiga informan yang  menikah dalam pernikahan poligami  mengambil pilihan atas praktek poligami dalam pernikahan mereka sebagai tindakan rasional karena didasarkan pada kesadaran atas pertimbangan ideologis dan logis dari masing-masing mereka. Motif atas tindakan poligami juga didasarkan pada pola subyektif dan pola-pola motivasional yang menyertainya. Ketiga Informan memiliki orientasi rasional Instrumental, ketika menikah menjadi instrumen untuk mencapai tujuan normatif, yaitu   menikah sebagai legalitas untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak boleh atau bahkan dilarang dilakukan di luar perkawinan. Menikah menghidari diri dari timbulnya fitnah,  dan hubungan yang semula terbatas dapat berkembang menjadi lebih jauh, sah, halal bahkan dapat memberikan pahala, berdasarkan norma agama sesuai keyakinan para informan.Perilaku menikah poligami juga pada ketiga informan berorientasi pada nilai.Aspek religius merupakan bentuk dasar dari rasionalitas berorientasi nilai, dan karenanya nilai akhir di sini adalah nilai yang berkaitan dengan agama dan telah terinternalisasi. Tercermin dari konsep dan praktik menikah poligami informan yang didasarkan pada nilai-nilai yang terdapat dalam agama Islam sesuai dengan tingkat pilihan dan pemahaman pelakunya. Meskipun setelah 2-3 tahun pernikahan poligami ketiga informan relatif tidak lagi mendapatkan tekanan baik internal maupun eksternal, pada siklus keputusan menikah poligami ketiga informan mendapat tekanan internal ataupun eksternal. Proses penerimaan internal dalam diri informan terhadap pernikahan poligami berlangsung dalam tiga tahapan, yaitu (1) penolakan,  didasari rasa  (2) takut,  (3) menerima, (4) pasrah dan ikhlas.Pengelolaan  Pernikahan Poligami bersifat unik

Full Text:

PDF