Perancangan Model Film Animasi Berbasis Local Genius Cerita Rusa Ruru Relief Jataka Borobudur

Dwi Budi Harto

Abstract


Cerita Rusa Ruru (CRR) adalah salah satu cerita pada panel relief Jataka
candi Borobudur (RJCB). Sampai saat ini CRR dan RJCB, tidak dipahami oleh
sebagian besar wisatawan/generasi sekarang, karena disinyalir telah mengalami
krisis identitas budaya. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan dan
menganalisis bahasa rupa RJCB; (2) menciptakan model film animasi/MFA film
animasi berbasis bahasa rupa tradisi relief CRR/RJCB yang khas Indonesia,
sekaligus sebagai informasi wisata cerita RJCB. Secara metodologis penelitian ini
dilakukan secara siklus. Pada siklus penelitian tahun ke-1 ini, dapat diselesaikan
melalui R & D dan di dalamnya terdapat pendekatan penelitian kualitatif. Setelah
melalui analisis penelitian terdahulu, penelitian dasar bahasa rupa CRR/RJCB,
need analysis para wisatawan Borobudur, dan analisis pendapat/tanggapan para
animator, akhirnya dapat dirancang sebuah MFA berbasis local genius bahasa
rupa tradisi relief CRR tersebut. CRR bisa dijadikan MFA yang khas Indonesia,
diharapkan dikemudian hari dapat mengangkat citra animasi Indonesia dan citra
candi Borobudur dalam persaingan budaya global. Cerita tersebut dianggap bisa
mengangkat citra karena memiliki local genius yang berupa bahasa rupa tradisinya.
Bahasa rupa tradisi relief CRR yang semula media rupa statis, ketika dirancang
menjadi film animasi berubah menjadi bahasa rupa audio-visual dinamis. Ciri-ciri
local genius yang muncul pada MFA yang dirancang adalah munculnya beberapa
cara bahasa rupa tradisi, diantaranya: cara digeser, dari kepala ke kaki, tepi
bawah = garis tanah, sejumlah latar, rinci diperbesar, diperbesar, aneka tampak,
dan pembacaan pradaksina/dari sisi kanan ke kiri. Bahasa rupa tradisi MFA ini
dianggap khas Indonesia, karena tidak digunakan oleh negara lain.

Keywords


CRR, RJCB, MFA, local genius, bahasa rupa tradisi

Full Text:

PDF

References


Ambarawati, Yuni. (2003). Bahasa Rupa Relief Cerita Sudamala pada Candi Sukuh.

Skripsi tidak dipublikasikan. Jurusan Seni Rupa – FBS – Universitas Negeri

Semarang.

Arifin, Rusjdy Sjakyakirti, (2007). Pengenalan Multimedia (slide presentasi dalam

acara Work-shop Quality Control Multimedia Pembelajaran Interaktif 2007, di

BPM Semarang).

Harto, Dwi Budi. (1999). Relief Candi Surawana dan Tigawangi: Tinjauan Cara

Wimba dan Tata Ungkapannya. Tesis tidak dipublikasikan. Magister Seni Rupa

dan Desain - ITB.

Krom, N.J. (1927). Barabudur, Archeological Description (Volume 1). The Hague:

Martinus Nijhoff

Santiko, Hariani. (1987). Hubungan Seni dan Religi: Khususnya dalam Agama Hindu di

India dan Jawa (Artikel dalam Majalah Estetika dalam Arkeologi Indonesia,

Diskusi Ilmiah Arkeologi II). Yogyakarta: Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia.

Santiko, Hariani. (1995). Seni Bangunan Sakral Masa Hindu - Budha di Indonesia

(Abad VIII – XV Masehi): Analisis Arsitektur dan Makna Simbolik (Pidato

Pengukuhan Guru Besar Madya Tetap), Fakultas Sastra Universitas Indonesia,

Jakarta.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Suratno. (2007). Cara Wimba dan Tata Ungkapan Relief Kharmawibhangga:

Penggambaran Kegiatan Pengajaran pada Sisi Timur Candi Borobudur. Skripsi

tidak dipublikasikan. Jurusan Seni Rupa – FBS – UNNES.

Tabrani, Primadi. (1991). Meninjau Bahasa Rupa Wayang Beber Jaka Kembang

Kuning dari Telaah Cara Wimba dan Tata Ungkapan Bahasa Ruparungu

Dwimatra Statis Modern, dalam Hubungannya dengan Gambar Prasejarah,

Primitip, Anak dan Relief Cerita Lalitavistara Borobudur. Disertasi tidak

dipublikasikan. Fakultas Pasca Sarjana - ITB.

Taswadi. (2000). Perbandingan Bahasa Rupa Relief Ramayana Candi Shiwa dan

Brahma dalam Kom-pleks Candi Lara Jonggrang Di Prambanan dengan Candi

Induk Panataran Ditelaah dari Cara Wimba dan Tata Ungkapan. Tesis

dipublikasikan. Program Magister Seni Rupa dan Desain - ITB.