KAJIAN TINGKAT KONSENTRASI MERKURI (HG) PADA RAMBUT MASYARAKAT KOTA BANDUNG

Chusharini Chamid

Abstract


Untuk mengetahui tingkat konsentasi merkuri pada
masyarakat Kota Bandung, telah dilakukan pengambilan sampel
rambut masyarakat sebanyak 217 sampel yang berasal dari 6
(enam) kelurahan, yaitu kelurahan Dago, Cipamokolan, Geger
Kalong, Kopo, Cibangkong, dan Sukamiskin. Partisipan terdiri
dari 51 orang laki-laki dan 166 orang wanita. Konsentrasi
merkuri tertinggi terjadi pada masyarakat di Wilayah Sukarasa
yaitu 10,7±18,22 ppm. Sedangkan konsentrasi merkuri pada
masyarakat di wilayah lainya, berada pada level aman yaitu
kurang dari 5 ppm.Konsentrasi rata-rata merkuri pada rambut
masyarakat Kota Bandung adalah (5,54±14,40) ppm. Sedangkan
untuk pria (n=51), konsentrasi rata-rata adalah (1,16±1,37)
ppm, pada wanita (n=155) adalah (6,99±16,35) ppm. Sebanyak
17 orang (semuanya wanita) yang kandungan total merkurinya
lebih dari 10 ppm, yaitu nilai terendah 10,8 ppm, tertinggi 86,0
ppm. Adapun konsentrasi rata-rata metil merkuri adalah
1,17±0,44 ppm dengan nilai terendah 0,6 ppm dan tertinggi 2,1
ppm. Jenis ikan yang paling sering di konsumsi masyarakat
adalah ikan air tawar yaitu Mas (77,42%) kemudian disusul
dengan udang (59,91%), bandeng (55,76%), cumi-cumi
(47,47%), tongkol (43,78%), kembung (40,09%), dan gurame
(30,41%). Sedangkan jumlah ikan yang dikonsumsi oleh pria
hampir sama dengan jumlah ikan yang dikonsumsi oleh wanita,
yaitu pria 368.28±585.32 gram/minggu, wanita 387.31±628.13
gram/minggu. Nilai korelasi antara tingkat konsentrasi merkuri
pada rambut dengan jumlah ikan yang dikonsumsi untuk seluruh
partisipan adalah 0,05, yang artinya adalah positif lemah,
sehingga diperkirakan sumber paparan merkuri pada
masyarakat Kota Bandung bukan berasal dari ikan.


Keywords


konsentrasi merkuri, metil merkuri, rambut dan konsumsi ikan.

Full Text:

PDF

References


Blowers, Mike, 1988, Handbook of small scale gold mining for

Papua New Guinea, Pacific Resource, New Zealand.

Budiono Achmad, 2003, Pengaruh Pencemaran Merkuri

Terhadap Biota Air, Makalah Pengantar Falsafah Sains,

Institut Pertanian Bogor.

Chamid, Chusharini, 1998, Pengembangan potensi

pertambangan emas rakyat di Jawa Barat, makalah

Symposium Fakultas Teknik UNISBA.

Chamid, Chusharini, dkk., 1999, Rancangan Retort Amalgam

Tepat Guna untuk Pertambangan Emas Rakyat, Hasil

Penelitian, LPPM UNISBA.

Chusharini Chamid, dkk., 2003, Studi Konsentrasi Merkuri di

Sungai Citambal dan Cisarua, Kecamatan Cineam,

Kabupaten Tasikmalaya, Hasil Penelitian LPPMUNISBA.

CETEM (Centro de Technologia Mineral), 2004, Environmental

and Health Assessment in Two Small Scale Gold Mine

Areas – Indonesia (Sulawesi and Kalimantan), Final

Report to UNIDO, RT2004-016-00

Fardiaz, Srikandi, 1995, Polusi Air dan Udara, penerbit Kanisius,

Bogor.

Global Mercury Project, 2006, Evironmental and Health

Assessment Report; Removal of Barriers to the

introduction of cleaner artisanal gold mining and

extraction technologies

Global Mercury Project Report, 2007, Global Impacts of Mercury

Supply and Demand in Small Scale Gold Mining, Nairobi,

South Africa.

Rowe, R.,J., 1989, Gold in Western Australia; A Reference Book

of Gold Industry Technology, Rowe Scientific, Australia.

Sugiyono, 2005, Statistika Untuk Penelitian, , Alfabeta, Bandung.

Sujana, 1996, Metode Statistik, Edisi ke-6, Tarsito, Bandung.

Walpole, R.E., and Raymond H. Myers, Ilmu Peluang dan

statistic untuk insinyur dan ilmuwan ITB.Edisi ke empat,

Bandung, 1995.

Veiga Marcello M., 1997, Introducing New Technologies for

Abatement of Global Mercury Pollution in Latin America,

United Nations Industrial Development organization.

Veiga,M., Hinton,J.,m Lily,C., 1999, A comprehensive Review

with Special Emphasis on Bioaccumulation and

Bioindicators, Proc.NIMD Forum 99, p.13-19, Minamata,

Jepang.

Widowati, Wahyu, 2008, Efek Toksik Logam; Pencegahan dan

penanggulangan Pencemaran, ANDI Yogyakarta.

Personal korespondensi dengan Masatake Fujimura, Ph.D.,Chief

in Pathology Section, Department of Basic Medical

Sciences, Ministry of the Environment National Institute

for Minamata Disease (NIMD), Minamata, Kumamoto

-0008, JAPAN.

www.epa.gov, 2006, Mercury Transport and Fate Through a

Watershed, United States Environmental Protection

Agency.

http://www.id.wikipedia.org/wiki/Raksa, Wikipedia Bahasa

Indonesia, Ensiklopedia bebas.

http://www.nimd.go.jp/2 top.html, Minamata disease Q&A.

http://www.usgs.gov/themes/factsheet/146-00/index.html,

Mercury in the environment.

http://toxics.usgs.gov/topics/rem_act/bottom_sediments.html,

Assessing Bottom Sediments as a Source of Mercury

Contamination

http://sflwww.er.usgs.gov/publications/circular/1134/wes/merc.ht

ml, Water and Environmental Stress; Mecury

Contamination




License URL: https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0