STABILITAS KADAR DAN LAJU DISOLUSI KETOPROFEN DALAM SEDIAAN KAPSUL GELATIN DAN HPMC-KARAGENAN

Amila Gadri, Sani Ega Priani

Abstract


Sediaan kapsul merupakan jenis sediaan farmasi yang sangat banyak
digunakan karena alasan kepraktisannya dan dapat menutupi rasa yang tidak
menyenangkan dari obat. Umumnya cangkang kapsul terbuat dari gelatin yang
kebanyakan diproduksi dari babi sehingga diragukan kehalalanya. Saat ini telah
tersedia cangkang kapsul lain dari bahan non gelatin seperti HPMC-Karagenan
akan tetapi belum banyak bukti ilmiah yang memperlihatkan kesetaraan efektifitas
perlindungan dengan kapsul gelatin termasuk untuk zat aktif ketoprofen. Penelitian
ini bertujuan untuk melihat stabilitas kadar dan disolusi ketoprofen dari kapsul
gelatin dan HPMC-karagenan. Penelitian diawali dengan memformulasi granul
ketoprofen dengan variasi konsentrasi PVP. Granul dievaluasi kadar air dan
kecepatan alirannya. Sediaan kapsul diuji stabilitas kadar dan disolusinya setelah
disimpan pada suhu 400 C selama 28 hari. Granul dengan aliran terbaik diperoleh
dengan menggunakan PVP 4% dengan waktu alir 1,11 g/s. Kadar ketoprofen
mengalami penurunan selama uji stabilitas dengan persen penurunan dari kapsul
HPMC-Karagenan lebih besar dibandingkan kapsul gelatin yang berbeda secara
statistik (P<0,05). Jumlah ketoprofen terdisolusi pada menit ke-120 dari cangkang
kapsul gelatin lebih tinggi dibandingkan cangkang kapsul HPMC-Karagenan yang
berbeda bermakna secara statistik (P<0,05)


Keywords


Kapsul, Ketoprofen, Gelatin, HPMC-karagenan

Full Text:

PDF

References


AIFDC ICU, (2008). General Guidelines of Halal Assurance System, update revision1 Desember 2011

Al-Tabakha, M., (2010). HPMC Capsules: Current Status and Future Prospects, J Pharm Pharmaceut Sci,

(3) 428 – 442

Ansel, H. C., (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta

ASEAN guidelines on stability study of drug product, update revision 22 February 2005.

Cartensen, J. T., (1990). Drug Stability, Marcel Dekker Inc, New York

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, 96.

Devissaguet, J.M. A., A.M. G. Hermann, (1993). Farmasetika dan Biofarmasi, Airlangga University

Press, Surabaya

Ku, MS., (2011). Performance qualification of a new hypromellose capsule: Part II. Disintegration and

dissolution comparison between two types of hypromellose capsules, Int.J.Pharm,416(1):16-24.

Lund, W.(Ed), (1994). The Pharmaceutical Codex 12th Edition: Principles and Practice of

Pharmaceutics. London : The Pharmaceutical Press, 933-934

Richardson, Matt., (2011). Impact of capsule selection on formulation stability in Dry Powder Inhalers

(DPIs),www.inhalationmag.com update revision 26 Desember 2011

Sheng, Jenifer J., (2006). Solubilization and dissolution of insoluble weak acid,ketoprofen: Effects of pH

combined with surfactant, European Journal of Pharmaceutical Science, Juni 2006

Singh, S., K.V.R. Rao, K. Venugopal, dan R. Manikandan, (2002). Alteration inDissolution

Characteristics of Gelatin-Containing Formulation, Pharmaceutical Technology, april 2002




License URL: https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0