HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DENGAN STATUS KESEHATAN GIGI ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI PROVINSI BANTEN DAN DAERAH ISTIMEWA JOGJAKARTA TAHUN 2014

Lelly Andayasari, Anorital Anorital

Abstract


Karies gigi masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Kebiasaan anak mengkonsumsi makanan manis dan lengket (kariogenik) berlebih dapat meningkatkan risiko karies gigi. Anak yang mengalami karies gigi dalam kurun waktu yang lama akan berpengaruh terhadap asupan zat gizi dan status gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kejadian karies gigi dengan konsumsi makanan kariogenik pada anak taman kanak-kanak. Penelitian ini menggunakan rancangan potong lintang. Subyek adalah anak Taman Kanak-kanak A di Provinsi DI Jogjakarta dan Provinsi Banten sebanyak 564 orang yang diperoleh dari 24 TK A. Data yang dikumpulkan meliputi tingkat karies gigi menggunakan indeks DMF-T, asupan makanan kariogenik diperoleh dari wawancara. Analisis data menggunakan uji korelasi rank Spearman. Hasil: Rerata status kesehatan gigi dan mulut (def-t) sebesar 3,60 ± 1,57. Sebagian besar anak mengkonsumsi makanan kariogenik lebih dari satu kali dalam seminggu (35,6%). Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa: ada hubungan antara kejadian karies gigi dengan konsumsi makanan karieogenik (p<0,005 ; r=0,176). Kesimpulan: Ada hubungan antara kejadian karies gigi dengan konsumsi makanan karieogenik.

Keywords


def-t, makanan kariogenik, status gizi.

Full Text:

PDF

References


Petersen PE. 2003. The World Oral Health Report 2003: Continuous improvement of oral health in the

st century – the approach of the WHO Global Oral Health Programme. Community Dent Oral

Epidemiology 2003;31(S1):3â€24.

Raharja S, 2005. Hubungan pola makan makanan kariogenik sehari-hari terhadap karies gigi anak

prasekolah (Studi Kasus di TK Aba Bodeh, Gamping Sleman).

Setiawati F, 2012. Peran Pola Pemberian Air Susu Ibu (ASI) dalam Pencegahan Early Childhood Carries

(ECC) di DKI Jakarta. Disertasi.

Marten Hobdell, Poul Erik, John Clarkson. 2003. Global Goals for Oral Health 2020. International

Dental Journal. 2003.53. 285-288.

What is the Burden of Oral Disease? http:/www.who.int/oral health/disease burden/global/en/index.html.

diunduh pada tanggal 13 Januari 2014.

Adyatmaka I. 2008. Model Simulator Risiko Karies Gigi Pada Anak Prasekolah. Disertasi. Universitas

Indonesia.

Laporan Riset Kesehatan Dasar 2007. 2008. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Kementerian Kesehatan.

Laporan Riset Kesehatan Dasar 2013. 2014. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan..

Kementerian Kesehatan.

Lemeshow S, Hosmer DW, et al. 1997. Adequacy of Sample Size in Health Studies. Dalam Dibyo

Pramono (Penterjemah) dan Hari Kusnanto (editor). Besar Sampel Dalam Penelitian Kesehatan.

Gadjah Mada University Press. Jogjakarta 51—5.

Nadira TM, 2015. Gambaran Karies Gigi Molar Pertama Permanen dan Status Gizi di SD Katolik 06

Manado. Jurnal e_gigi. Volume 3, Nomor 2. Juli—Desember 2015.

Indirawati TN, Magdarina DA. Penilaian indeks DMF-T anak usia 12 tahun oleh dokter gigi dan bukan

dokter gigi di kabupaten Ketapang propinsi Kalimantan Barat. Media Litbangkes;2013:(23):42

Fidiantoro N, Setiadi T. Model penentuan status gizi balita di puskesmas. Jurnal Sarjana Teknik

Informatika. Yogyakarta: 2013 Vol. I NO. 1.hal. 367-9

Virginia. 2014. Prevention of Dental Caries in Children From Birth Through Age 5 Years: US Preventive

Services Task Force Recommendation Statement

Kathy R. Phipps and Timothy L. Ricks. 2015. The Oral Health Of American Indian And Alaska Native

Children Aged 1-5 Years: Results Of The 2014 IHS Oral Health Survey

Tamrin. 2014. Dampak Konsumsi Makanan Kariogenik dan Kebiasaan Menyikat Gigi Terhadap Kejadian

Karies Gigi Pada Anak Sekolah. Journal of pediatric nursing,Vol.1 No.1 2014: 14-18.

Sadegi M. Alizadeh F. 2007. Association between Dental Caries and Body Mass Index-For-Age among

-11-Year-Old Children in Isfahan in 2007. Journal Restoration Dental Clinic. 1 (3). p. 119—124.