Aplikasi Komunikasi Berbasis Media Literacy bagi Siswa se-Kota Bandung

Santi Indra Astuti, Maya Amalia Oesman Palapah, Riza Hernawati

Abstract


Televisi adalah media yang potensial, tidak saja untuk menyampaikan
informasi, tetapi juga untuk membentuk perilaku seseorang. Terpaan televisi
menimbulkan serangkaian pengaruh, baik yang positif maupun negatif, disengaja
ataupun tidak. Saat ini, televisi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan
keluarga. Dalam kelompok masyarakat tertentu, televisi mutlak harus ada. Adalah
sulit membayangkan hidup tanpa televisi. Televisi mengatur ritme dan kegiatan
dalam hidup banyak orang.
Berdasarkan data viewership yang dikeluarkan oleh lembaga rating televisi, remaja
merupakan market terbesar dari media. Hal ini dapat dilihat dari berbagai
tayangan bertema remaja. Seperti serial drama (sinetron), reality show, film, hingga
sajian musik. Namun, pada kenyataannya, tayangan bertema remaja banyak
memuat unsur-unsur negatif yang tidak sesuai dengan realitas kehidupan remaja
Indonesia. Selain itu, nilai yang dikandung tidak edukatif, mengandung banyak
kekerasan, seks, dan unsur mistik (YPMA, 2008).
Guna mengatasi dan mengantisipasi tantangan yang bersumber dari dominasi
media massa, khususnya televisi, saat ini berkembang gagasan media literacy di
tengah masyarakat. Konsep dasar media literacy adalah “...the ability to access,
analyse, evaluate and create messages across a variety of contexts (kecakapan untuk
mengakses, menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan pesan-pesan media dalam
beragam konteks) (Livingstone, 1993 dalam Astuti, 2005).†Konsep ini, pada
intinya, membekali publik dengan kemampuan untuk memanfaatkan informasi
media secara bijak dan cerdas. Melalui konsep ini, dominasi media massa berikut
efek negatifnya yang mengancam sektor pendidikan dapat dikurangi.
Selaras dengan tujuan program kegiatan, dan sesuai dengan misi dan visi Unisba,
maka khalayak sasaran yang dianggap strategis untuk dibina dalam pelatihan ini
adalah siswa-siswa SMA. Mereka adalah target yang dibidik TV lewat programprogramnya.
Kemampuan atau skill media literacy mutlak diperlukan agar siswasiswi
SMA memiliki kesiapan mental untuk berhadapan dengan media massa,
khususnya TV. Sasaran khalayak remaja SMA juga dipandang strategis karena di
sisi lain, pelatihan ini dapat dijadikan ajang untuk sekaligus mempromosikan
Unisba. Metode kegiatan yang digunakan tim pengabdian meliputi kuliah/ceramah
dan tanya jawab, Case Study, Brainstorming, Diskusi kelompok dan Simulasi/Role
Playing. Porsi terbesar diberikan pada praktik (70%), dengan maksud agar
pemahaman media literacy tidak hanya dikuasai sebatas wacana teori.
Evaluasi kuantitatif dan kualitatif digunakan untuk menilai tingkat keberhasilan
kegiatan pengabdian. Evaluasi kuantitatif melibatkan pre-test dan post-test
berdasarkan materi pelatihan. Sedangkan evaluasi kualitatif, dalam bentuk
penilaian portofolio, dilakukan berdasarkan evidence atau produk. Walaupun
perbedaan nilai pre-test dan post-test tidak signifikan, namun hasil portofolio
berupa poster dan analisis program televisi memperlihatkan bahwa peserta sudah
mampu memahami dan mengaplikasikan prinsip-prinsip media literacy dengan
baik.

Keywords


Media Literacy, Komunikasi

Full Text:

PDF

References


Berger, Arthur Asa. (1998). Media Research Techniques (2nd edition). London: SAGE

Publications.

Fiddler, Roger (2003). Mediamorphosis. Jakarta: Aksara.

Potter, James W. (2002). Media Literacy. New York: SAGE Publication.

Bryant, Jennings and Daniel R. Anderson (Ed) (1983), Children’s Under-standing of

Television, Research on Attention and Comprehension, San Diego: Academic

Press, Inc.,

Brown, Francis J, (1969). Educational Psychology, New York : Greenwood Press,

Publishers,.

Supranata, Sumarna dan Hatta, Muhammad. (2004). Penilaian Portofolio. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya

Chu, Godwin C, and Wilbur Schramm (1979), Learning from Television : What

Research Says, Washington DC, NAEB.

Cross, Donna Woolfolk. (1983). Media-speak, How Television Makes Up Your Mind,

New York, New Amercian Library.

Goonasekera dkk.(2000). Growing Up With TV, Singapore

Littlejohn, Stephen W. (2002). Theories of Human Communication, Wadsworth Group,

USA

McQuail, Denis and Windahl, Sven (1981). Communication Models, Longman Inc,

New York

Eriyanto. (2001). Analisis Wacana, Lkis Yogyakarta

Lazerson, Arlyne (ed) (1975), Psychology Today, An Introduction, New York : random

House, Inc.,.

McConnel, James V (1977), Understanding Human Behavior, New York : Holt,

Rinehart and Winston,.

Unesco .(1994). Non-Violence, Tolerance and Television Report to The Chairman, New

Delhi,

Anonymous. www.unesco.org/education/tlsf/theme_c/mod13/www.worldbank.org/dep

web/english/modules/glossary.htm,

Astuti, Santi Indra. â€Mendidik masyarakat cerdas di era informasiâ€.

http://literasimedia.wordpress.com/2007/07/20/mendidik-masyarakat-cerdasdi-

era-informasi/,

Bukhori, Ahmad. „Menciptakan generasi literat.

http://pribadi.or.id/diary/2005/06/22/menciptakan-generasi-literat/,

Ccl – admin. “Informasi menjadi komoditas utamaâ€. www.depkominfo.go.id,

Edmon Makarim. “Krisis media dalam perspektif konvergensi telematika : wacana

media untuk penyempurnaan UU pers“.

http://www.ristek.go.id/index.php?mod=News&conf=v&id=21

Hartini. â€Pengantar sistem informasiâ€.

http://www.ilkom.unsri.ac.id/dosen/hartini/materi/I_PengatarSI.pdf

Isnaini. “Minat baca dan persepsi terhadap informasiâ€.

http://imamisnaini.multiply.com/journal/item/89?&item_id=89&view:replies=t

hreaded

Riyanto, Yatim. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya : SIC, 2001.

Wardiana, Wawan, “Perkembangan teknologi informasi di Indonesiaâ€, disampaikan

pada Seminar dan Pameran Teknologi Informasi 2002 Fakultas

Teknik UNIKOM, Jakarta : 2002.