PERANAN DA’I DALAM MEREKATKAN UKHUWAH ISLAMIYAH

M Rachmat Effendi

Abstract


Agama berperan sebagai elemen dasar bagi kehidupan manusia baik secara komunal maupun individual. Namun dalam realitas, agama yang sejatinya mengajarkan kebaikan, kedamaian dan persaudaraan, tampil dengan wajah yang keras, garang dan bahkan menyeramkan. Agama kerap dihubungkan dengan radikalisme, ekstremisme, terorisme. Agama dipandang telah memberikan kontribusi terhadap terjadinya konflik, penindasan dan kekerasan. memasuki abad XXI terjadi sindrom globalisasi, seakan-akan menciptakan tuntutan baru terhadap agama (reaktualisasi) dalam arti positif. Eksistensi dakwah sebagai agent of change harus diekspresikan lebih artikulatif dan responsif, tidak kaku dan tanggap terhadap perkembangan zaman. Konsep dakwah harus mampu mengantisipasi perubahan sosial dan kemutakhiran teknologi. Strategi Dakwah di era global adalah dakwah yang tidak menyempitkan cakrawala umat dalam emosi keagamaan dan marjinalisasi sosial. Dakwah yang diperlukan adalah dakwah yang mendorong partisipasi sosial, memenuhi tuntutan individual, bekerjasama dalam mengantisipasi perkembangan dan perubahan sosial yang kian cepat. al-Qur’an sebagai materi dakwah tidak hanya memuat ajaran yang berorientasi keakhiratan (Ukhrawi Orientic), tetapi juga ajaran tentang perhatian terhadap alam jasmani manusia (makanan, pakaian, tempat tinggal dan lain sebagainya).

Keywords


Strategi dakwah, Strategi dakwah era global, ukhuwwah Islamiyyah

Full Text:

PDF

References


Amstrong, Karen, Sejarah Tuhan, Terj. Zainul Am, Mizan, Bandung, 2001

Asmaran As., Pengantar Studi Akhlak, Rajawali Pers, Jakarta, 1992.

Bambang Sugiharto, Posmodernisme: Tantangan Bagi Filsafat, Penerbit Kanisius, yogyakarta,1996.

Badudu – Zain, Kamus Umum bahasa Indonesia, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1996.

Bdk. Charles Kimbal, Kala Agama Jadi Bencana (terj. Nurhadi), Mizan, Bandung, 2003.

Denis McCallum, The Death of Truth, (Minnesota: Bethany House Publishers, 1996), p. 28.

Geertz, Cliford, “Taylor and Natural Science,†dalam James Tully, Philosophy in an Age of Pluralism: The Philosophy of Charles Taylor in Question, Cambridge, University Press. 1994.

Margianto, Heru, 2005, “Tuhan Tidak Perlu Dibelaâ€, dalam KCM, Selasa, 27 September, http://www.kompas.com/utama/new/0509/27/062628.htm.

Hendrikus Endar S.,Humanisme dan Agama.

Ki Supriyoko, PENDIDIKAN DI MILENIUM KE-3, Majalah Bulanan Tamansiswa “PUSARAâ€, Yogyakarta, Edisi Januari 2000.

Lorens Bagus, Kamus Filsafat, Gramedia Pustaka utama, Jakarta, 1996.

Magnis Suseno, Frans, Menalar Tuhan, Yogyakarta, Kanisius, 2006.

Nasr, Seyyed Hossein, Knowledge and The Sacred, New York, Crossroad,1981,

Paulist. Caputo, John, D. Agama Cinta, Agama masa Depan, terj. Martin lukito Sinaga, Mizan bandung, 2003.

Zamroni, “Paradigma Pendidikan Masa Depanâ€, Jurnal Komunikasi Perguruan Tinggi Islam, PERTA, 2/III, DITBINPERTA Depag RI, Jakarta, 2000)

Zulkifli M, “Dakwah Islam di Era Globalisasiâ€,Jurnal Multi Kultural dan Multi Religius Harmoni, Balitbang & Diklat Depag RI, 2007),