STUDI PENDAHULUAN KAJIAN PENAWARAN DAN PERMINTAAN AIR BERSIH BERBASIS PADA MATAAIR MANDALAWANGI DI WILAYAH CICALENGKA DAN SEKITARNYA BAGI MASYARAKAT DAN INDUSTRI
Abstract
Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi
semua makhluk hidup demikian halnya dengan manusia.
Pertumbuhan manusia yang sangat cepat menyebabkan
permintaan air bersih dan layak digunakan semakin besar,
sementara volume air di bumi ini adalah tetap. Sekitar 65 persen
penduduk Indonesia atau sekitar 125 juta jiwa menetap di Pulau
Jawa; yang luasnya hanya tujuh persen dari seluruh luas
daratan Indonesia. Sementara potensi air yang tersedia hanya
4,5% dari total potensi air di Indonesia. Hal ini sering
menimbulkan benturan kepentingan. Dipandang dari segi
pengembangan sumberdaya air, permasalahan air di Jawa
termasuk Jawa Barat dalam kategori kritis. Perkembangan
pembangunan pada berbagai sektor di Wilayah Kabupaten
Bandung khususnya Bandung Wilayah Timur dapat memicu
munculnya permasalahan yang cukup rawan, baik dalam bidang
geo-phisik sampai permasalahan sosial – ekonomi.
Pemenuhan kebutuhan air untuk pemukiman dan industri
dipasok dengan pengambilan bahan baku air dari CAT Bandung
– Soreang. Dengan komposisi 40% dari air permukaan dan 60%
dari air tanah. Pengambilan air tanah sendiri telah melampaui
ambang batas normal, sehingga hal ini menyebabkan penurunan
kualitas lingkungan yang salah satunya berupa penurunan muka
air tanah, dimana nilainya untuk wilayah penelitian berkisar
antara 1 sampai dengan 2 cm per bulan.
Berdasarkan hasil survey tersebut terhadap mataair,
dapat dilihat secara kondisi fisik, dari 36 titik sumber mataair
dan 8 diantaranya belum dimanfaatakan oleh masyarakat,
adapun rata-rata debit untuk semua sumber mataair mempunyai
debit rata-rata antara 0.0000311 m3/det - 0.5871795 L/det atau
sekitar ±11.2 hingga 2.115 ltr/jam, atau sebesar 134.4 liter/hari
hingga 25.366,15 liter/hari debit tersebut cukup besar untuk
dapat dimanfaatkan dan untuk memenuhi kebutuhan air bersih
masyarakat.
Pemenuhan kebutuhan air bersih untuk kebutuhan air per
orang berkisar antara 70 sampai dengan 125 liter per hari.
Berdasarkan penelitian di lapangan untuk memenuhi kebutuhan
air ini dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok pemenuhan air,
yaitu sebagai berikut; (1). Di penuhi oleh PDAM, (2). Dipenuhi
sendiri dengan membuat Sumur pantek dan sumur bor dangkal.
(3). Dipenuhi dengan pemanfaatan mataair secara swadaya.
Dibeberapa wilayah pemukiman penduduk memenuhi kebutuhan
air dipenuhi sendiri dengan membuat sumur pantek dengan
kedalaman berkisar antara 12 m sanpai dengan 17 meter. Atau
dengan membuat sumur bor dangkal dengan kedalaman berkisar
antar 18 m sampai dengan 50 meter. Sedangkan kebutuhan
minum dan masak masyarakat terpaksa membeli air bersih dari
penjual air keliling dengan harga sebesar uang yang harus
dikeluarkan yaitu Rp < 15.000 / hari (per jerigen dengan
kapasitas jerigen berkisar antara 20 – 35 liter).
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Bender, H., Djaen di, Suroto, Wagner, R., 1981, Training
in the Bandung Basin, Constribution to the
Hydrogeology of the Bandung Basin, Bundenstaltfuer
Geowissen schaftenund Rohstoffe, Hannover.
Feter,C.W.,1988, Applied Hydrogeology, 3rded.,
Macmillan College Pbs.Co.,University of Wisconsin–
Oshkosh.
Foster,S., Lawrence, A.,and Morris, B.1998,
Groundwaterin Urban Development, World Bank
Technical Paper No.390
Lerner, D.N,.2002; Identifying and quantifying Urban
Recharge, Groundwater Protection and Restoration Group-
University Sheffield.
Lerner DN, Issar As, Simmers I., 1990, Groundwater
Recharge. AGuide to understanding and estimating natural
recharge. International Contribution of Hydrogeology,
Verlag Heinz Heise.
Soetrisno,S., 1994, Impactof Industrializationon
Shallow Groundwater Resources, a Greater Bandung
Experience, Directorate of Environmental Geology
Bandung.
Sukrisno dan Suyono W.,1990, Penyelidikan
Hidrogeologi dan Konservasi Airtanah Cekungan
Bandung, Laporan No.52/HGKA/90, Direktorat Geologi
Tata Lingkungan Bandung.
Todd, D.K., 1980, Groundwater Hydrology, 2nd ed., John
Wileyand Sons,University of California, Kerkeley.
Venkatesh Dutta, Suresh K.Rohilla & P.S. Datta, 2002,
Five-point guideline es for urban development with
groundwater dimension, School of Environment
Management, Guru Gobind Singh Indraprastha University,
Kashmere Gate, Delhi-110006.
Wagner,W.,Ruchijat,S.,and Rosadi.,1991, Groundwater
Resources and Groundwater Protection in the Bandung
Basin, Project Report No. 15, Directorate of Environmental
Geology-German Environmental Geologi Advisory team
for Indonesia, Bandung.
Badan Standarisasi Nasional. 2004. Standar Nasional
Indonesia. Serpong-Banten: Menteri Kesehatan
Direktorat Jendral Pelayanan Medik Direktorat
Laboratorium Kesehatan. 2002. Pedoman Pemeriksaan
Fisika Air Minum/ Air Bersih. Jakarata : DepKes - RI
Direktorat Jendral Pelayanan Medik Direktorat
Laboratorium Kesehatan. 2002. Pedoman Pemeriksaan
Kimia Air Minum/ Air Bersih. Jakarata : DepKes - RI
Hefni Effendi. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta :
Kanisius
I Wayan Sudiarsa. 2004. Air Untuk Masa Depan. Jakarta :
PT. Rieneka Cipta
Rismunandar. 2001. Air Fungsi dan Kegunaannya Bagi
Pertanian. Bandung : Sinar Baru Algaesindo.
Rismunandar. 2008, Peraturan Daerah Kabupaten Bandung No.
Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah.
License URL: https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0