VALUE ENGINEERING BANGUNAN RUSUNAWA PROTOTYPE 5 LANTAI TYPE 36 DITINJAU DARI METODE PELAKSANAAN DAN BAHAN BANGUNAN

Dwi Dinariana, Imia Lukito

Abstract


Sejak dicanangkannya Gerakan Nasional Pengembangan Sejuta Rumah
(GNPSR) oleh Pemerintah pada tahun 2004, pencapaian pembangunan Rusuna
hingga medio 2006 baru berkisar ± 5.000 unit/tahun dari target sebesar 60.000 unit
rusunawa. Target Pemerintah ini tentu saja memerlukan anggaran yang tidak
sedikit, maka diperlukan upaya - upaya VE untuk menekan harga sedemikian hingga
namun tanpa mengurangi mutu dan kualitas dari bangunan itu sendiri. Dan untuk
pencapaian target tersebut perlu dilakukan usaha - usaha percepatan pembangunan
Rusuna. Salah satu usaha percepatan adalah dengan menggunakan sistem beton
pracetak sebagai metode pelaksanaan pembangunan Rusuna tersebut. Berdasarkan
permasalahan tersebut diperlukan suatu penelitian untuk menghitung VE pada
Proyek Pembangunan Pembangunan Rusunawa Prototype 5 Lantai Type 36 ditinjau
dari metode pelaksanaan dan bahan bangunan material dinding, untuk menekan
biaya produksi tanpa mengurangi mutu bangunan tersebut serta membuat
perencanaan proyek berdasarkan hasil VE dengan menggunakan Microsoft Project
untuk mendapatkan perencanaan waktu yang paling efisien dan cepat. Analisa
perhitungan pada metode pelaksanaan dilakukan terhadap metode sistem beton
pracetak dan sistem konvensional. Untuk bahan bangunan dinding, dilakukan
perhitungan dengan bahan material dinding batako, hebel, bata merah, panel
dinding, sandwich beton dan dinding façade. Dari hasil perbandingan terhadap
metode pelaksanaan dan bahan bangunan dinding, dipilih harga yang paling
efisien, kemudian dilakukan perencanaan terhadap hasil VE terpilih untuk
merencanakan jadwal pelaksanaan yang paling efisien. Dari hasil analisa yang
dilakukan, didapat bahwa untuk metode pelaksanaan, dipilih metode sistem beton
pracetak dengan efisiensi harga struktur sebesar 26,84%. Untuk bahan bangunan
dinding, dipilih bahan bangunan material dinding batako dengan efisiensi harga
keseluruhan bangunan sebesar 21,71 % (terhadap harga termahal, yaitu biaya
arsitektur material dinding bata ringan) dan 9,72 % (terhadap harga termahal,
yaitu total biaya proyek dengan menggunakan bahan bangunan bata ringan).

Keywords


Value Engineering, Rusunawa, Metode Pelaksanaan, Bahan Bangunan

Full Text:

PDF

References


Ashworth, Allan (1994), Perencanaan Biaya Bangunan Tingkat Tinggi, PT Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta,

Bull, Jho W (1993), Life Cycle Costing for Contruction, Blackie Akademic & Proffesional, London.

Collier, A. Courtland and Ledbetter, B William (1982), Engineering Cost Analysis, Harper & Row,

Publisher, New York.

Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah (2003), Perencanaan dan Pengelolaan Rumah Susun

Sederhana (Modul C-57), Jakarta

Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah (2004), Pedoman Umum Penyelenggaraan Rusunawa

Tahun 2004 tentang Badan Pengelola dengan Pola UPTD, Tata Laksana Pengelola dan Tata

Laksana Penghunian Rusunawa, Jakarta.

Fabrycky, W.J and Benyamin S Blanchchard (1991), Life Cycle Cost and Economic Analysis, Prentice

Hall Inc, Englewood Cliffs, New Jersey.

Juwana, J.S. (2005), Panduan Sistem Bangunan Tinggi, Erlangga, Jakarta

Kelly, J and Stephen Male (1993), Value Management in Design and Construction, E & FN, Spon,

London

Kirk, SJ and Alphonse J, Dell’Isola (1995), Value Engineering Practical Applications, for Design,

Construction, Maintenance & Operations, Mc Graw Hill Inc, New York.




License URL: https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0