PENGUJIAN KANDUNGAN MERKURI DALAM SEDIAAN KOSMETIK DENGAN SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

Livia Syafnir, Arlina Prima Putri

Abstract


Sejumlah produk kosmetik diduga mengandung merkuri, yang
ditambahkan dengan tujuan untuk mengurangi noda hitam pada permukaan kulit,
namun memberikan dampak negatif. Untuk itu dilakukan analisis keberadaan
senyawa merkuri pada sediaan kosmetik secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis
kualitatif menunjukkan hasil negatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan metoda
Spektromotometri Serapan Atom, dengan kondisi analisis tanpa nyala dan
menggunakan lampu katoda Hg berongga sebagai sumber cahaya pada lebar celah
0,5 nm, arus 3 mA, dan panjang gelombang 253,7 nm. Persamaan kalibrasi kurva
regresi Y= 0,014 X + 0,001 dengan batas deteksi 0,064 ppb. Kadar merkuri terukur
pada rentang 0,04 – 6,50 %, dengan deviasi standar relatif 0,46 %. Kadar ini dapat
mengakibatkan dampak negatif pada kesehatan manusia.

Keywords


pengujian, merkuri, kosmetik, SSA

Full Text:

PDF

References


Connell D. W., Miller J. G., 1995. Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran, penerjemah Yanti Koestoer,

Penerbit UI, 359, 371-372.

Darmono, 1995. Logam dalam Sistem Biologi makhluk Hidup, Penerbit UI, 60-61, 128-129.

Dieter, W. Guenwedel., 1987. Food Analysis Principle and Techniques, Departement of Food Science

technology, University of California.

Harry R. G., 1968. Modern Cosmeticology, Vol. 1, Chemical Publishing CO, Inc., New York, 27, 29.

Huber, Ludwig., 2001. Validation of Analytical Methods: Review and Strategy, labcompliance.

Jia, Xiaoyu, Yi Han, Chao Wei, Taicheng Duan and Hangting Chen. (2011). “Speciation of mercury in

liquid cosmetic samples by ionic liquid based dispersive liquid-liquid microextraction combine with

high-performance liquid chromatography-inductively coupled plasma mass spectrometryâ€, J. Anal.

At. Spectom, 26, 1380-1386.

Khopkar, 2007. Konsep Dasar Kimia Analitik, penerjemah saptohardjo A., Penerbit UI, 275-283.

Peraturan Mentri kesehatan Republik Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Priyanto, 2009. Toksikologi, Mekanisme, Terapi Antidotum, dan Penilaian Resiko, Leskonfi (Lembaga

Studi dan Konsultasi Farmakologi), Bogor, 94.

Sampurno, 2003. Peraturan Perundang-Undangan di Bidang Kosmetik, Badan Pengawasan Obat dan

Makanan Republik Indonesia, Jakarta, 1-13.

Sawitri, 1990. Pigmen Coklat Tua pada Kulit, Pharos Bulletin No. 4-90, 22.

Shevlin, E. J., 1972. Skin Lighteners and Bleach Creams, Chapter VI; Cosmetic Science and Technologi,

second adition, Vol I, Wiley Interscience, USA, 223-228.

Sulistia, G., 2007. Farmakologi dan Terapi, Edisi ke-4, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta, 826-827,

Thenawidhjaya, M., 1990. Dasar-Dasar Biokimia, Airlangga, 297.

Underwood, D., 1996. Analisis Kimia Kuantitatif, Edisi ke-5, penerjemah Aloysius H., Penerbit Erlangga,

-423.

Vogel, 1990. Analisa Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, penerjemah Setiono dan Pudjaatmaka

H., jilid 1, edisi ke-2, PT. Kalman Media Pustaka, Jakarta, 216, 224.

Wang, Lai-Hao, and Hsien-Ju Tien. (2007). “Determination of lead, arsenic and mercury in cosmetic

formulation at modified electrodeâ€, J. of Cosmetic Sci., 16, 29-38.

Warta, 1987. Kimia Analitik No. 4, Puslitbang Kilia Terapan-LIPI, Bandung, 12.

Widowati, W., 2008. Efek Toksik Logam, Penerbit ANDI Yogya, 127-148.

Xi-zhu, Wang and Jiang Zhi-gang. (1999). “Determination of Mercury in Cosmetic by Atomic

Fluorescence Spectrometryâ€, J. of Fuzhou Univ. S1.




License URL: https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0