SISTEM PENGHANTARAN OBAT GLIMEPIRID SEBAGAI ANTIDIABETIKA ORAL DENGAN PELEPASAN DIMODIFIKASI MELALUI PEMBENTUKAN MIKROGRANUL MUKOADHESIF UNTUK PENYAKIT DIABETES MELLITUS TIPE II

Fitrianti Darusman, Arlina Prima Putri, Livia Syafnir, Rizzqi Septi, Mia Audina

Abstract


Bioavailabilitas obat merupakan salah satu parameter yang dapat digunakan untuk menilai efektifitas suatu sediaan farmasi. Kecepatan disolusi dan waktu tinggal obat dalam saluran cerna merupakan faktor yang dapat mempengaruhi bioavailabilitas. Semakin tinggi kecepatan disolusi suatu obat yang berbanding lurus dengan banyaknya konsentrasi obat yang terlarut dalam saluran cerna maka akan semakin banyak pula obat yang diabsorbsi sehingga meningkatkan bioavailabilitas. Begitu juga dengan waktu tinggal obat, apabila obat ditahan untuk waktu yang lebih lama dalam saluran pencernaan, diharapkan proses absorbsinya menjadi lebih optimal dan dapat meningkatkan bioavaibilitas. Glimepirid (GMP) adalah obat antidiabetik oral dari golongan sulfonilurea generasi ketiga yang mampu menurunkan kadar glukosa darah. GMP memiliki keunggulan penting dibandingkan dengan golongan sulfonilurea lainnya, yaitu dosisnya rendah, onset yang cepat, durasi kerja yang lama dan efek samping hipoglikemia yang kecil. Namun GMP ini termasuk obat dalam BCS kelas II yang menunjukkan kecepatan absorbsi gastrointestinal yang lambat. Hal ini disebabkan oleh kelarutan GMP yang praktis tidak larut dalam air dan sangat hidrofobik, yang berpengaruh pada laju disolusi dan bioavailabilitasnya. Telah dilakukan upaya modifikasi sifat kelarutan GMP dengan sistem dispersi padat menggunakan matriks polimer poloxamer 407 dan laktosa terbukti dapat meningkatkan kecepatan disolusi GMP pada menit ke-60 dari 31,39% menjadi 104,05%. Pada penelitian ini mengembangkan bentuk sediaan yang mengandung GMP dengan pelepasan dimodifikasi melalui pembentukan mikrogranul mukoadhesif menggunakan polimer karbopol 934P untuk mengatasi keterbatasan waktu tinggal obat di lambung/usus sehingga proses absorbsi menjadi lebih optimal. Sistem dispersi padat GMP-PL terbukti dapat mengubah sifat fisika GMP yang terlihat dari termogram DSC, difraktogram PXRD dan mikrofoto SEM, sekaligus berdampak pada peningkatan disolusi GMP. Penggunaan polimer karbopol 934P dapat meningkatkan pelekatan mikrogranul pada mukosa lambung kelinci, sehingga diharapkan dapat meningkatkan waktu tinggal obat (residence time) dalam saluran pencernaan. Selain itu dengan pembentukan mikrogranul mukoadhesif dapat memperlambat pelepasan GMP dari mikrogranul, sehingga dapat digunakan sebagai sistem penghantaran obat dengan pelepasan dimodifikasi.

Keywords


Glimepirid, bioavailabilitas, dispersi padat, mikrogranul mukoadhesif.

Full Text:

PDF

References


Ammar, H.O., H.A. Salama, M. Ghorab, A. Mahmoud, 2006, Formulation and Biological Evaluation of

Glimepiride-Cyclodextrin-Polymer Systems, Int. J. Pharm. 309, 129-138.

Frick A, et al. Biopharmaceutical characterization of oral immediate release drug products. In vitro/in

vivo comparison of phenoxymethylpenicillin potassium, glimepiride and levofloxacin, Eur. J.

Pharm.Biopharm. 46: 305-311 (1998).

Chawdhary KPR, et al. Indian Pharmacist, 2004; 2:7-10.

Chiou, W. L. and Riegelman, S. 1971. Pharmaceutical application of solidDispersion systems. J. Pharm.

Sci. 60:1281-1302.

Liu, R., 2000, Water Insoluble Drug Formulation, Taylor and Francis Group, Boca raton, London,

New York, 493-517

Rana R.M, Randa L, Ehab A.H, Omaima N., 2013, Optimization for Glimepiride Dissolution

Enhancement Utilizing Different Carriers and Techniques, Journal of Pharmaceutical

Investigation, Springer.

Darusman, Fitrianti. 2014. Peningkatan Kelarutan dan Disolusi Glimeprid dengan Metode Kokristalisasi

[thesis], Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Darusman, Fitrianti, dkk.2015. Pra-Perlakuan Bahan Baku Obat Glimepirid Dengan Teknik Dispersi

Padat, Modifikasi Polimorf Dan Kokristalisasi Untuk Peningkatan Kelarutan Dan Laju Disolusi,

LPPM-Unisba, Bandung

Sutriyo, dkk. 2008. Pengembangan Sediaan Dengan Pelepasan Dimodifikasi Mengandung Furosemid

Sebagai Model Zat Aktif Menggunakan System Mukoadhesif, Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol.V,

No.1, UI-Depok.

United States Pharmacopoeial Convention, 2007, The United States Pharmacopoeia 30th, US

Pharmacopoeial Convention Inc., Rockville, 2226-2227

Sweetman, S. C., (Ed), 2007, Martindale, The Complete Drug Reference, 35th Ed., Pharmaceutical

Press, London, Chicago, 399-400

Massimo, M. B., 2003, Glimepiride in Type 2 Diabetes Mellitus: Review of the Worldwide Therapeutic

Experience, Clin. Ther. 25, 799-816.

Biswal S, J.Sahoo, P.N.Murthy, 2009, Phsycochemical Properties of Glimepiride in Solid Dispersions

with Polyethylene Glycol 20000, Int.J.of Pharm. Sci and Nanotechnology, Vol. 2, issue 2, 537-

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Direktorat

Jendral Pengawasan Obat dan Makanan.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi

IV. Jakarta : Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan.

Wouters, et.al., 2012, Pharmaceutical Salts and Co-Crystals, RSC Publishing, Cambridge, UK.

Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV, Universitas Indonesia Press,

Jakarta. Hal. 59-60, 110-134, 120-121, 155-162.

Bettini, Rugerro., Laura Bonassi, Vito Castoro, Alessandra Rossi, Lucia Zema, Andrea Gazzaniga,

Ferdinando Giordano. 2001. Solubility and conversion of carbamazepine polymorphs in supercritical

carbon dioxide, European Journal of Pharmaceutical Science 13: 281-286.