KONSEP SOSIOLOGI ISLAM TENTANG KONFLIK SOSIAL

Mahmud Thohier

Abstract


Sifat kebhinnekaan yang dimiliki bangsa Indonesia ternyata juga menyimpan potensi maupun faktor disharmoni. Pandangan umum yang telah lama dipopulerkan adalah bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang ramah-tamah, serta akomodatif terhadap berbagai nilai budaya asing dan berintegrasi di tengah-tengah masyarakat. Jika dikaji lebih mendalam, tentu dapat dikatakan bahwa potensi konflik dan budaya kekerasan yang muncul terlihat relative sama kuatnya dengan budaya keramah-tamahan bangsa ini. Di sisi lain, fenomena tersebut tentunya bisa juga dikatakan berbanding terbalik dengan sikap religius yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Asumsi yang berlaku mestinya, sikap religius dapat mencegah timbulnya konflik yang semestinya tidak perlu. Atau jika konflik berkembang pada skala kecil tentunya religiusitas ini bisa menjadi penyejuk dan unsur pendamai pertikaian antar kelompok tersebut. Namun yang terjadi di lapangan tidaklah demikian. Banyak konflik yang terjadi justru dibangun dengan mengatasnamakan agama. Ada beberapa etika yang harus dipegangi demi terwujudnya integritas sosial. Pertama, tidak boleh merasa benar sendiri, karena kebenaran mutlak adalah milik Allah dan kebenaran manusia bersifat relatif. Kedua, perlu ditegakkan sikap-sikap toleransi (tasamuh), saling menghormati, tidak menghina pihak lain. Ketiga, perlu dikembangkan sikap berbaik sangka (husnul al-dzan), bersikap positif, yaitu menilai pihak lain yang berbeda secara proporsional, dan Keempat, tidak memaksakan kehendak kepada orang lain dengan kekuasaan.

Keywords


Sosiologi Islam, Konflik Sosial

Full Text:

PDF

References


Agus Maladi Irianto & Mudjahirin Thohir, 2000. Membangun Rasa Damai di Atas Bara (Semarang: Limpad)

Ahmad Suaedi (ed.), 2000. Kekerasan dalam Perspektif Pesantren (Jakarta: Grasindo)

Ali Bulac, (2003). Piagam Madinah dalam: Charles Kurzman (Ed.), Wacana Islam Liberal: Pemikiran Islam Kontemporer tentang Isu-Isu Global, Jakarta: Paramadina.

Alwi Shihab, Dr., 1999. Islam Inklusif Menuju Sikap Terbuka dalam Beragama (Bandung: Mizan)

Bernard Raho, (2007). Teori Sosiologi Modern, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Donald K. Emmerson, 1976. Indonesia’s Elite: Political Cultureand Culture Politic, (Ithaca: Cornell University Press)

Fred. Schwarz, (1960). You Can Trust the Communists. New Jersey: Prentice-Hall, Inc, Englewood Cliffs.

George Ritzer, (2009). Sosiologi ilmu pengetahuan berparadigma ganda, Jakarta:Rajawali Press.

Lewis Coser (ed), 1965. George Simmel. Eaglewood Cliffts, N.J.: Prentice-Hall.

Lewis Coser, 1956. The Function of Social Conflict. New York: Free Press.

Lewis Coser, 1967. Continuities in the Study of Social Conflict. New York: Free Press.

Margaret. M. Poloma, 1994. Sosiologi Kontemporer. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

M. Quraish Shihab, 1995. Membumikan al-Qur’an, (Bandung: Mizan, cet IX)

Muhammad Husain Haikal, 1990. Sejarah Hidup Muhammad, (Jakarta: Letera Antarnusa)

Nasikun, Dr., 1993. Sistem Sosial Indonesia, (Jakarta: Rajawali Grafindo Persada)

Nurcholis Majid, 1992. Islam, Doktrin dan Peradaban, (Jakarta: Paramadina)

R.H.A. Soenarjo, S.H., 1994. Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah /Pentafsir Al Qur’an)

Rachmad K. Dwi Susilo, (2008). 20 Tokoh Sosiologi Modern, Jogjakarta: Ar Ruzz Media

Ralf Dahrendorf, 1959. Class and Class Conflict in Industrial Society, Calif.: Stanford University Press.

Ralf Dahrendorf, 1968. Essays in the Theory of Society, Stanford, Calif.: Stanford University Press.

Sudirman Tabba, 1993. Islam Orde Baru: Perubahan Politik dan Keagamaan, (Yogyakarta: Tiara Wacana,).

Tom Bottomore, dkk. 1979. Karl Marx: Selected Writings in Sociology and Social Philosphy. Victoria: Penguin Books.