PERANAN BUDAYA ETNIK SEBAGAI PENDEKATAN DALAM DAKWAH

Nia Kurniati Syam

Abstract


Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai ras dan suku bangsa, agama, bahasa, norma sosial dan karakteristik budaya lainnya. Hal ini memberikan peluang kepada masyarakat berintegrasi, bersinteraksi dan bersosialisasi sebagai makhluk sosial. Masyarakat flural ini memberikan peluang kepada agen kebaikan (Da’i) untuk melebarkan dakwah antaretnik maka peneliti menganggap penting mengangkat bagaimana peranan budaya etnik sebagai pendekatan Dakwah Islam. Penelitian ini mambahas bagaimana Asimilasi dan akulturasi etnis Tionghoa dan etnis Sunda dalam pendekatan dakwah Islam. Paradigm penelitian Fenomenologi, Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan menggunakan teori Interaksi Simbolik dengan tekhnik observasi dan wawancara mendalam, dimana masyarakat etnik Tionghoa berinteraksi dengan masyarakat Etnik Sunda berbaur saling menghormati dalam hal nilai, kepercayaan dan budaya, demikian pula interaksi simbolik diantara meraka mengisyaratkan terjadinya pertukaran dan pemahaman simbol-simbol keyakinan (keagamaan) dan nilai serta budaya antar etnik. dengan tekhnik wawancara serta observasi langsung pada komunitas etnik Tionghoa dan etnik Sunda, serta studi literature. Asimilasi pada masyarakat etnis Tionghoa melalui pernikahan dengan masyarakat muslim (etnis Sunda). Akulturasi budaya seperti perayaan Imlek yang dilakukan secara transparan secara massif setelah di era keterbukaan Media dan Kepres tersebut diterbitkan. Starting point ini oleh para agent of change kebenaran (Da’i) dijadikan momentum dakwah dengan persuasive, sebagaimana Rasulullah saw. sabdakan Khotibun nas ala qodri uqulihim.

Keywords


Akulturasi, Etnik, Dakwah

Full Text:

PDF

References


Allport, Gordon. 1942, the use of personal documents in Psikological Science. Newburry Park, CA: Sage.

Abdul Syukur. 2010. Keterlibatan Etnis Tionghoa dan Agama Buddha: Sebelum dan sesudah Reformasi 1998, dalam Setelah Air Mata Kering: Masyarakat Tionghoa Pasca-Peristiwa Mei 1998, I. Wibowo dan Thung Ju Lan (Ed), Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Clifford Greertz. 1973. Religion As Cultur System, dalam The Interpretation of Culturaes, New York.

Deddy Mulyana. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosdakarya

Donald Earl Willmott,1960. The Chinese of Semarang : A Changing Minority Community in Indonesia, New York : Cornell University Press.

Dewi Fortuna Anwar, dkk., 2005.

Junus Jahja. 1999. Pembauran dan Islam : Aneka Pemikiran, Jakarta : Yayasan Haji Kariem Oie.

Junus Jahja, 1985. Islam di Mata WNI, Jakarta : Yayasan H. Kariem Oie.

Leo Suryadinata. 1986. Dilema Minoritas Tionghoa, Jakarta : Grafiti Pers.

Larry Samovar, Co. 2010. Communication Between Cultures, 7th, Copyright by Cengage Learning Asia Pte.Ltd 5 Shenton way#01-01 UIC Building Singapore. 068808

Nia Kurniati Syam, dkk. 2012. Imlek Sebagai Pranata Sosial, Prosiding Seminar Nasional Penelitian Sosial, Ekonimi, dan Humaniora. Unisba: P2U-LPPM

Soerjono Soekanto. 1994.Sosiologi : Suatu Pengantar, Jakarta : Raja Grafindo Persada

Koentjoroningrat. 2005.Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Rineka Cipta

Williem M. Newman. 1973 American Pluralisme :A Study of Minority Groups and Social Theory,New York : Harper and Row Publisher.

Harian Umum PR, tgl12 Agustus 2013, (Belajar dari Diaspora Cina)

Http://gunggling.com/sejarah-tradisi-dan aturan-memberi--angpaw.html)