PARA SUFI-FALSAFI ILUMINASI: REFLEKSI UNTUK DUNIA MODERN

Asep Ahmad Siddiq

Abstract


Tasawuf merupakan upaya untuk mensucikan batin manusia (Muslim) dari noda-noda syirik dan berbagai penyakit hati, seperti dengki, iri, takabur, riya dan sum’ah, dan perbuatan maksiat. Kemaksiatan akan memperkeruh hati, sehingga tidak tajam perasaan seseorang, akibatnya manusia Muslim sehingga tidak dapat menemukan jalan kebenaran. Pelaku tasawuf disebut sebagai Sufi. Sufi menerima keterangan bahwa Tuhan itu sempurna dan sumber kesempurnaan, yang justru merupakan tujuan kehidupannya. Tujuan sufi adalah mencari yang indah dan yang sempurna itu (al-Kamȃl wa al-jamȃl). Namun karena kehidupan ini beradasarkan pada rasio dan rasa, maka upaya mencapai keindahan dan kesempurnaan juga dilakukan dengan kedua cara tersebut. Rasio dan dan rasa didayagunakan oleh para sufi. Tetapi rasa (yang bersumber dari qalbu) lebih sering dilakukan oleh para sufi, dibandingkan dengan penggunaan akal mereka. Terutama pada sufi yang sunni (yang mendasarkan ajarannya kepada hadits Nabi Saw). Oleh karena itu mereka lebih disebut sebagai kelompok tradisionalis daripada kelompok rasionalis. Para Sufi illuminasi dapat menjadi alternatif bagi kehidupan modern, yang serba mendewakan materi dan capaian dunia. Sementara mereka lupa akan persiapan ukhrowinya. Makalah ini menawarkan suatu perspektif klasik namun tetap dapat berkontribusi secara bagi pencapaian hidup manusia modern. Manusia modern tampak kehilangan orientasi kehidupan, meski mereka dapat memperoleh kebahagiaan duniawi, namun secara spiritual mereka kering.

Keywords


filsafat isyraqi, illuminasi, kebahagiaan dunia modern.

Full Text:

PDF

References


Abrahamov, Binyamin. (2002). Ilmu Kalam. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.

Al-Syarqawi, Muhammad Abdullah. (2003). Sufisme dan Akal. Bandung: Pustaka Hidayah.

Atjeh, Aboebakar. (1970). Sejarah Filsafat Islam. Semarang: Ramadhani.

At-Taftazani, Abu al-Wafa Al-Ghanimi. (1985). Sufi dari Zaman ke Zaman. Bandung: Pustaka.

Bakker, JWM. (1978). Sejarah Filsafat dalam Islam. Yogyakarta: Kanisius

Fakhri, Madjid. (1987). Sejarah Filsafat Islam. (terjemahan: Mulyadi Kartanegara). Jakarta: Pustaka Jaya.

Hanafi, A. (1983). Filsafat Skolastik. Jakarta: Pustaka al-Husna.

Khaldun, Ibnu (t. Th.). Mukaddimah. Al-Mathba’ah al-Bahiyyah.

Maryadi, dan Syamsudin (ed.). (2001). Agama Spiritualitas dalam Dinamika Ekonomi Politik. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Muthahhari, Murtadha. (2002). Pengantar Pemikiran Shadra Filsafat Hikmah. Bandung: Mizan.

Nassr, Seyyed . (1994). Islam Tradisi di Tengah Kancah Dunia Modern. Bandung: Pustaka.

Nasr, S. Hossein. (1996). Intelektual Islam - Teologi, Filsafat dan Gnosis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

-------------- (ed.). (2003). Ensiklopedi Tematis Spiritualitas Islam Fondasi. Bandung: Mizan.

-------------- (ed.). Ensiklopedi Tematis Spiritualitas Islam Manifestasi. Bandung: Mizan.

Nasr, Seyyed Hossen dan Oliver Leaman (editor). (2003). Ensiklopedi Tematis Filsafat Islam. (Buku Pertama dan Kedua. [Terjemahan: Tim Penerjemah Mizan]), Bandung: Mizan.

Qadir, C.A. (1989). Filsafat dan Ilmu Pengetahuan dalam Islam. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Rand, Ayn. (2003). Pengantar Epistemologi Objektif. Yogyakarta: Bentang Budaya.

Shaliba, Jamil. (1982). Al-Mu’jam al-Falsafy bi l-alfadh al-Arabiyyah, wa l-Faransiyyah, wa l-inkliziyyah wa l-Latiniyyah. Beirut: Darul Kutub al-Lubnani, wa Maktabah al-Madrasah.

Thabathaba’i, Sayyid M.H. (1984). Hikmah Islam. (Terjemahan: Husin Anis al-Habsyi). Bandung: Mizan.