ANALISIS SARANA PRASARANA DAN TINGKAT LITERASI MEDIA DALAM PERSPEKTIF GENDER: STUDI DESKRIPTIF PADA UNIVERSITAS DI KABUPATEN DAN KOTA CIREBON

Muhammad Kamal uddin, Rizki Budhi Suhara

Abstract


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 55 menyebutkan bahwa salah satu syarat untuk menyelenggarakan Perguruan Tinggi harus memiliki Perpustakaan. Meskipun demikian, pada tingkat implementasi, masih ditemukan minimnya sarana prasarana perpustakaan dan teknologi informasi dan komunikasi, khususnya perguruan tinggi swasta. Padahal, literasi media berarti bagaimana sarana prasarana digunakan sehingga dapat menciptakan literasi media yang efektif. Tentunya dengan literasi media yang efektif akan berimplikasi kepada kualitas dan kinerja mahasiswa. Pada aspek lain efektivitas literasi media mahasiswa dapat dilihat dari disparitas gender. Disparitas ini dapat dilihat pada data sebagai berikut: pertama persentase penduduk laki-laki usia 15 tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis dari data tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 masih berkisar di angka 95 persen. Sementara itu, persentase penduduk perempuan yang melek huruf mengalami peningkatan dari tahun 2007 sampai 2010 sebelum akhirnya mengalami sedikit penurunan pada tahun 2011. AMH perempuan tahun 2007 adalah 88,62 persen meningkat menjadi 90,52 persen tahun 2010 dan kemudian menurun menjadi 90,07 persen pada tahun 2011. Penelitian ini melihat bagaimana efektivitas literasi media pada mahasiswa universitas di Kabupaten dan Kota Cirebon dari perspektif gender. Demikian sehingga diketahui bahwa sarana dan prasarana perpustakaan dan teknologi informasi komunikasi yang ada pada universitas-universitas yang ada di Kabupaten dan Kota Cirebon belum cukup memadai untuk meningkatkan efektivitas literasi media para mahasiswanya. Peminatan mahasiswa untuk mengunjungi perpustakaan dan mengakses sumber-sumber literatur pendukung perkuliahannya secara terkait didukung oleh sarana dan prasarana yang ada. Hal ini tentu saja berbanding lurus dengan frekuensi kunjungan mereka ke perpustakaan di kampusnya masing-masing. Pada gilirannya terlihat bahwa mahasiswa yang mengakses perpustakaan dan piranti teknologi informasi komunikasi yang menyertainya secara keseluruhan lebih efektif didominasi oleh kaum perempuan.

Keywords


sarana prasarana, perpustakaan, teknologi informasi komunikasi, literasi media, gender

Full Text:

PDF

References


Adiarsi, G.R, Stellarosa. Y., dan Silaban, M. W. (2015). Literasi Media Internet di Kalangan Mahasiswa. Dalam Humaniora. Vol. 6 (4): hlm. 470-482.

Christiani, L. C. (2015). Pembagian Kerja secara Seksual dan Peran Gender dalam Buku Pelajaran SD. Dalam Interaksi Vol. 4 (1): hlm. 11-21.

Creswell. (2010). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Yogyakarta: PT. Pustaka Pelajar.

European Commission. (2009). Study on Assessment Criteria for Media Literacy Levels. Brussels.

Margono. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Potter, James.W. (2008). Media Literacy 4th Edition. CA: Sage Publications

.

Rahardjo, T. (1998). Memahami Literasi Media (Perspektif Teoritis). Dalam Literasi Media dan Kearifan Lokal (Editor: Rini D. Dan Fajar J.). Jakarta: Buku Litera.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, Kualitatif dan R & D). Bandung: Alfabeta.

Wiratmo, L.B. dan Samudi. (2009). Perempuan dan Literasi Media. Dalam Yin Yang. Vol. 4 (2): hlm. 181-197.

Winarno, S. (2014). Pemahaman Media Literacy Televisi Berbasis Personal Competences Framework. Dalam Humanity. Vol. 9 (2): hlm. 65-71.

Penelitian :

GMF (Global Media Forum), ‘Background Paper’, (2014): ‘The Role of Media in Realizing the Future We Want for All’ (Peran Media dalam Mewujudkan Masa Depan yang Kita Inginkan untuk Semua) disediakan untuk para delegasi Forum Media Global 25 – 28 Agustus, Bali – Indonesia.

Lutviah, I. K. (2011). Pengukuran Tingkat Literasi Media Berbasis Individual Competence Framework: Studi Kasus Mahasiswa Universitas Paramadina.

UN Women, (2010), Women’s Empowerment principles/Equality means business (Prinsip Pemberdayaan perempuan/Kesetaraan berarti bisnis); tersedia pada: http://www.unwomen.org/~/media/Headquarters/Attachments/Sections/Partnerships/Busines es and Foundations/Women-s-Empowerment-Principles_en pdf.pdf

Internet:

www.pikiran-rakyat.com/data-aptisi-pusat/pts-jabar/2008/html- pada 14 November 2014. Diunduh 20 Mei 2016

www.liputan6.com/data-apji/pusat-kajian-komunikasi-ui/2015 pada 26 Maret 2016. Diunduh 20 Mei 2016

Undang-Undang:

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 55 menyebutkan bahwa salah satu syarat untuk menyelenggarakan Perguruan Tinggi harus memiliki Perpustakaan.