STUDI ZONASI DAN KONTRIBUSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI RENCANA LOKASI PEMBANGUNAN JEMBATAN SELAT SUNDA (JSS) DI PROVINSI BANTEN

Bambang DS, Billy Tejaarief

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis zonasi dan pengaruh
pertumbuhan pengeluaran pemerintah, investasi, dan tenaga kerja sebagai akibat
langsung dan tidak langsung dari pembangunan jembatan selat sunda terhadap
pertumbuhan pendapatan domestik bruto. Selain itu dalam penelitian ini juga
membahas pengaruh jumlah penduduk di sekitar kawasan yang akan dilalui
jembatan selat sunda terhadap pertumbuhan ekonomi.
Metode penelitian yang digunakan adalah analisis secara deskriptif kuantitatif
dengan menggunakan data sekunder. Indikator analisis yang digunakan untuk
melihat Pengaruh Pertumbuhan Pengeluaran Pemerintah, Investasi dan Tenaga
Kerja sebagai Akibat Langsung dan Tidak Langsung dari Pembangunan Jembatan
Selat Sunda Terhadap Pertumbuhan Pendapatan Domestik Regional Bruto yaitu
Pertumbuhan Pengeluaran Pemerintah, Pertumbuhan Investasi, dan Pertumbuhan
Tenaga Kerja. Hasil regresi kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik
estimasi ekonometrika yang dikenal dengan Ordinary Least Square. Sedangkan
Indikator analisis yang digunakan untuk melihat Pengaruh Jumlah Penduduk di
Sekitar Kawasan yang Akan Dilalui Jembatan Selat Sunda Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi yaitu Luas Area kecamatan yang akan dilalui jembatan selat sunda dan
Jumlah perusahaan (PT) yang berada di kecamatan yang akan dilalui jembatan
selat sunda. Hasil regresi kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik estimasi
ekonometrika yang dikenal dengan Panel Data Analisis.
Dari hasil penelitian yang didapat, berdasarkan data-data sekunder yang ada
ternyata variabel-variabel yang mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap
pertumbuhan PDRB propinsi Banten sebelum dibangunnya jembatan selat sunda
adalah variabel pengeluaran pemerintah daerah (G), Tenaga kerja ( L ), dan Inflasi
(INF). Sedangkan variable Investasi ( I ) tidak mempengaruhi pertumbuhan PDRB
propinsi Banten.
Variabel Pengeluaran pemerintah mempengaruhi PDRB secara signifikan dan
berbanding terbalik sebesar 60.61 %, variable Tenaga kerja mempengaruhi PDRB
secara signifikan dan berbanding lurus sebesar 91.45 %, sedangkan variabel
inflasi mempengaruhi PDRB secara signifikan dan berbanding terbalik sebesar
1.51 %.
Dari hasil estimasi, berdasarkan data olahan ternyata variabel-variabel yang
mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan PDRB propinsi
Banten setelah dibangunnya jembatan selat sunda (asumsi peningkatan variabel
independent sebesar 2 kali ceteris paribus) adalah variabel pengeluaran pemerintah
daerah (G), Tenaga kerja ( L ), dan Inflasi (INF). Sedangkan variable Investasi ( I )
tidak mempengaruhi pertumbuhan PDRB propinsi Banten.

Variabel Pengeluaran pemerintah mempengaruhi PDRB secara signifikan dan
berbanding terbalik sebesar 30.31 %, variable Tenaga `kerja mempengaruhi PDRB
secara signifikan dan berbanding lurus sebesar 45.72 %, sedangkan variabel
inflasi mempengaruhi PDRB secara signifikan dan berbanding terbalik sebesar
0.75 %.
Analisis Ekonomi di Daerah Sekitar Pembangunan Jembatan Selat Sunda (Analisis
Data Panel). Dari hasil data panel Jumlah penduduk dari setiap kecamatan
(kecamatan ciwandan, citangkil, pulomerak, jombang, bojonegara, dan puloampel)
tidak dipengaruhi oleh luas area tetapi dipengaruhi oleh jumlah perusahaan (PT).
Peningkatan jumlah perusahaan yang tinggi akan menjadi daya tarik bagi para
pencari kerja, baik dari dalam maupun luar daerah. Jumlah penduduk yang besar
pada dasarnya merupakan potensi yang sangat baik ditinjau dari segi tenaga kerja,
tentunya jika dapat diolah atau didayagunakan dengan baik pula. Jika penduduk
yang banyak dan memiliki keterampilan maka inilah yang akan menjadi potensi
yang berharga, namun jika sebaliknya maka akan menjadi penghambat
pertumbuhan ekonomi. Secara administratif jumlah perusahaan (PT) di rute
Balitbang PU lebih sedikit dan perkembanganya tidak sepesat di daerah kecamatan
ciwandan dan citangkil, dibandingkan dengan rute Wiratman jumlah penduduk di
rute Balitbang ini juga tidak sepadat seperti di kecamatan Citangkil yaitu mencapai
2826.28 / km2. Untuk kecamatan puloampel 1322.94 / km2, kecamatan Bojonegara
1495.97 / km2, dan kecamatan Pulomerak sebesar 2160.07 / km2, sehingga rute
balitbang lebih dapat dipertimbangkan dibandingkan dengan rute Wiratman.
Keberadaan JSS ini akan meningkatkan aktivitas pembangunan yang tentu saja
tingkat penyerapan tenaga kerja akan meningkat dan tentu saja sekali lagi akan
menjadi daya tarik tersendiri untuk mengundang banyak orang baik dari dalam
ataupun luar daerah yang akan terkonsentrasi di sekitar jembatan selat sunda,
kembali ke dalam permasalahan yang mendasar ledakan jumlah penduduk ini lah
yang harus diperhatikan oleh pemerintah daerah baik hal ini akan terjadi dalam
jangka pendek ataupun jangka panjang.


Keywords


Zonasi, Kontribusi, Jembatan Selat Sunda

Full Text:

PDF

References


Halomoan, Paul dan Putra Sasana, 2009, Kajian Potensi Jembatan Selat Sunda Menggunakan Metode

Stated Preference, Makalah tidak diterbitkan.

Poerwo, Poernomosidhi F, 2008, Segera Bangun Jembatan Selat Sunda, Balibang Departemen PU,

Jakarta.

Rustiono, Deddy, 2008. Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, Dan Pengeluaran Pemerintah

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah, Makalah tidak diterbitkan.

Sadono Sukirno, 2004. Makro Ekonomi Teori Pengantar , Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sukirno, Sadono. 1994. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Jakarta: PT raja Grafindo Persada.

Setiawan, Maman, 2007, Modul Pengujian Asumsi Regresi Klasik.

Setiawan, Maman dkk, 2006, Metode Breush-Pagan Godprey Test.

Setiawan, Maman dkk, 2006 ibid. Uji Heterokedastisitas dengan metode White’s General

Heterocedasticity.

http://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan_Selat_Sunda




License URL: https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0