PENGEMBANGAN EVALUASI LAHAN “DILEMA DAN TANTANGAN DALAM PROSES PENATAAN KOTA & WILAYAHâ€

Marenda Ishak S

Abstract


Fenomena banjir, longsor lahan, erosi, dan sedimentasi, saat ini rasanya
telah menjadi hal yang sangat lumrah terjadi di negara kita. Tengok saja, banjir
yang acap kali terjadi di Kota Bandung semisal, sudah menjadi langanan bagi
penduduk kota dan dianggap sebagai musiman dan lumrah. Pada satu sisi hal ini
menunjukkan kualitas lingkungan yang semakin merosot tanjam, dan pada sisi
lainnya kita melihat sulitnya mengembalikan kualitas lingkungan pada kota yang
selalu berkembang. Hal ini menjadi menarik, jika kita kembali ke belakang bahwa
dasar penataan dan pengembangan kota selalu didasari atas prinsip-prinsip
berkelanjutan, maka proses penataan selama ini layak untuk dipertanyakan.
Evaluasi lahan merupakan alat yang seringkali digunakan sebagai dasar untuk
penilaian lahan, yang dapat memberikan gambaran bagaimana lahan ke depan dan
bagaimana lahan dapat dikelola secara optimal, sehingga mendukung aktivitas
pengembangan kota. Kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini, bukan tidak
mungkin disebabkan karena prinsip dasar dalam evaluasi lahan seringkali
diabaikan. Hal inilah yang menjadi dasar mengapa evaluasi lahan perlu untuk
diulas kembali. Dari beberapa hasil penelitian, pengembangan evaluasi lahan
sebagai dasar dalam penentuan tata ruang sebenarnya telah banyak dilakukan.
Pada kenyataannya, penentuan tata ruang seringkali ditafsirkan sepihak tanpa
melibatkan peran serta masyarakat, terlebih kajian kontekstual penentuan lahan
selalu dikesampingkan. Melihat fenomena ini, sudah selayaknya arah evaluasi
lahan terutama dalam menunjang kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat
perlu didiskusikan kembali. Hal ini menjadi dasar terutama bagi para pengiat di
bidang pertanian, peternakan, dan planologi dalam merumuskan kegiatannya,
terlebih arah penelitian dan pengabdian masyarakat selalu dituntut untuk dapat
mengimplementasikan hasil dan juga produk penelitian.

Keywords


Evaluasi lahan, penataan kota, pengembangan wilayah, dan lahan

Full Text:

PDF

References


Blagovidove, N.L. (1960). Principles of soil and land evaluation. Trans. 7th In Cong. Soil Sci. vol. 4,

-464.

Dewbery, S.O. (1996). Introduction. In Land development Handbook. Planning, Engineering, and

Surveying. (Dewberry, O.S, 1996., ed). New York. Mc Graw-Hill. 1013p.

FAO. (1976). A Framework for land evaluation. FAO Soil Bulletin, 32. Rome.

FAO. (1977). Guidelines for soil profile description (2nd edition). Soil Resources Development and

Conservation Service. Rome. Land and Water Devlopment Division. FAO of the United

Nations. 66 p.

FAO. (1983). Guidelines : Land evaluation for Rainfed Agriculture. FAO Soil Bull. No 52. Food and

Aagric. Rome. Organization of the United Nation. 273 p.

FAO. (1985 ) Guidelines: Land evaluation for irrigated agriculture. FAO Soils Bulletin 55. Rome. FAO of

the United Nations. 231 p.

Jones, G., Robertson, A., Forbes, J & Hollier, G. (1990). Collins Dictionary of Environmental Science.

Glasgow. Harper Collins Publishers. p 243-245

Nasution, Zulkifli (1989). Evaluatie van Enkele Typische Bodems van de Aceh Provincie voor Rijst.

Rijsuniversiteit Gent. Belgie.

Nasution, Zulkifli (2003). Land and Forest Management in the Lake Toba Catchment Area.

Universiti Sains Malaysia.

Nasution Zulkifi (2005). Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar

Perencanaan Tata Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan : Pidato pengukuhan jabatan

Guru Besar Univesitas Sumatra Utara. Medan.

Sys, C. (1978b). The outlook for the practical application of land evaluation in developed countries. In

Land evaluation standards for rainfed agriculture. FAO Rome. World Soil Resource Report

, 97-111.

Sys, C. (1985). Land Evaluation. Part I to III. Intern. Train. Centre for Post- Graduate Soil Scientist.

State University of Ghent, Belgium. 334 p.




License URL: https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0