Hubungan Usia, Status Gizi, dan Status Imunisasi dengan Kejadian Campak pada Anak Usia 0–5 Tahun di Rumah Sakit Umum Daerah Al-Ihsan Periode Januari 2016–Mei 2017

Nadia Ingridara, Herry Garna, Budiman Budiman

Abstract


Abstrak
Campak merupakan salah satu penyebab kematian pada anak walaupun vaksin campak yang aman dan terjangkau sudah tersedia. Faktor risiko campak diakibatkan oleh beberapa faktor di antaranya usia, status gizi, dan status imunisasi. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan usia, status gizi, dan status imunisasi dengan kejadian campak. Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan rancangan penelitian kasus kontrol. Sampel kasus dalam penelitian adalah data rekam medis pasien campak anak usia 0–5 tahun di bagian rawat inap RSUD Al-Ihsan Bandung periode Januari 2016–Mei 2017 dan sampel kontrol adalah data rekam medis pasien anak usia 0–5 tahun di poli anak RSUD Al-Ihsan Bandung periode Januari 2016–Mei 2017. Kedua sampel diambil secara simple random sampling. Data diolah menggunakan SPSS dan dianalisis secara bivariat dengan menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok kasus terdapat 78% anak usia 1–5 tahun yang mengalami campak (p=0,001; OR=5,318). Anak dengan status gizi kurang yang mengalami campak sebanyak 10% (p=0,728) dan anak yang tidak mendapatkan imunisasi dan mengalami campak adalah 40% (p=0,332). Pada usia 1–5 tahun kadar antibodi maternal di dalam tubuh menurun sehingga meningkatkan risiko infeksi campak. Simpulan penelitian ini terdapat hubungan usia dengan kejadian campak, sedangkan status gizi dan status imunisasi tidak berhubungan dengan kejadian campak.

Abstract
Measles is one cause of death in children although safe and affordable measles vaccine is available. The risk factors for measles are caused by several factors including age, nutritional status, and immunization status. This study aims to determine the relationship between age, nutritional status, and immunization status with the incidence of measles. This study was an observational analytic case control design. The case sample in this study was medical record data of measles patient 0–5 years old children in Al-Ihsan Hospital Bandung period January 2016–May 2017 and control sample was medical record data of children 0–5 years old in Child Departement Al-Ihsan Hospital Bandung period January 2016–May 2017. Both samples were taken by simple random sampling. The data were processed using SPSS and bivariate analyzed using chi-square test. The results showed that in case group there were 78% children 1–5 years old who had measles (p=0.001; OR=5.318). Children with less nutritional status who had measles were 10% (p=0.728), and children who did not get immunization and had measles were 40% (p=0.332). In 1–5 years old the levels of antibodi maternales in the body decrease, so increasing the risk for measles infection. The conclusions of this study there are relationship between age and the incidence of measles while nutritional status and immunization status are not having relationship with measles.


Full Text:

PDF

References


Kementerian Kesehatan RI. Kesehatan dalam kerangka sustainable development goals (SDGs). Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2015.

Khotimah H. Hubungan usia, status gizi, dan status imunisasi dengan kejadian campak balita. Obstretika Scientia. 2007:23–32.

Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012. Bandung: Dinkes Kota Bandung; 2012.

World Health Organization. Measles [diunduh 28 Januari 2017]. Tersedia dari: http://who.int/mediacentre/factsheets/fs286/en/.

Halim RG. Campak pada anak. CDK-238. 2016;43(3):186–9.

Nurani DS, Ginanjar P, Dian SL. Gambaran epidemiologi kasus campak di Kota Cirebon tahun 2004–2011. J Kes Masyarakat. 2012; 1(2):293–304.

Kementerian Kesehatan RI. Situasi imunisasi di Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI; 2016.

Katona P, Katona J. The interaction between nutrition and infection. Clin Infect Dis. 2008; 46:1582–8.

Giarsawan N, Asmara IWS, Yulianti AE. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian campak di wilayah Puskesmas Tejakula I Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng Tahun 2012. J Kes Lingkungan. 2012;4(2):140–5.

Liwu TS, Rampengan NH, Tatura SNN. Hubungan status gizi dengan berat ringannya campak pada anak. J eCl. 2016;4(1):237–42.

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bandung. Profil Kabupaten Bandung [diunduh 7 Februari 2017]. Tersedia dari: http://casip.bandungkab.go.id/profil_kependudukan/index.php/kepadatan/index/2014.

Niewiesk S. Maternal antibodies: clinical significance, mechanism of interference with immune responses, and possible vaccination strategies. NCBI. 2014 Sept 16;5:1–15.

Menteri Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.

Handayani S, Kurniawan L, Heriyanto B, Sehatman, Ratumas. Titer antibodi campak pada balita pasca imunisasi di daerah potensial wabah dan non wabah campak di Kabupaten Kebumen. Bul Penel Kes. 2005;33(4):183–91.

Prendergast AJ. Malnutrition and vaccination in developing countries. Phil Trans B R Soc. B 370: 20140141.

Meilani R, Budiarti RE. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian campak di Puskesmas Purwosari Kabupaten Kudus. J Kes Keperawatan. 2013 Mar;2(1):93–100.

Padri S. Faktor sosial ekonomi yang berhubungan dengan terjadinya campak pada balita di Kabupaten Serang tahun 1999–2000. Bul Penelit Kes. 2001;29(1):32–41.

Garina LA, Putri SF, Yuniarti. Hubungan faktor risiko dan karakteristik gejala klinis dengan kejadian pneumonia pada balita. GMHC. 2016;4(1):26–31.




P-ISSN 2597-5013 | E-ISSN 2597-5021