Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Gerakan 3M Plus dengan Keberadaan Jentik Aedes aegypti

Muhammad Aulia Gifari, Tini Rusmartini, Ratna Dewi Indi Astuti

Abstract


Abstrak
Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan di dunia dan di Indonesia. Pencegahan mekanis DBD adalah gerakan 3M Plus, yaitu menguras, menutup, dan mengubur, serta tindakan yang lainnya. Gerakan 3M plus bertujuan memberantas sarang nyamuk sehingga populasi Aedes aegypti sebagai vektor DBD dapat dikendalikan dan pada akhirnya dapat menurunkan insidensi DBD. Penelitian ini bertujuan melihat hubungan tingkat pengetahuan dan perilaku Gerakan 3M plus dengan keberadaan jentik Aedes aegypti. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan desain uji potong lintang menggunakan alat kuesioner. Sampel diambil sebanyak 55 warga dengan teknik non-probability sampling dengan metode simple random sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan Gerakan 3M Plus 52 responden termasuk kategori baik dan 3 responden kategori sedang, serta perilaku Gerakan 3M Plus 25 responden termasuk kategori baik, 19 responden kategori sedang, dan 11 responden kategori kurang. Hasil pencarian keberadaan jentik Aedes aegypti sebanyak 11 rumah didapatkan jentik dan pada 44 rumah tidak terdapat jentik. Analisis bivariat dilakukan menggunakan uji chi-square pada derajat kepercayaan 95% dari penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna perilaku Gerakan 3M Plus dengan keberadaan jentik Aedes aegypti (p=0,04), namun tidak terdapat hubungan tingkat pengetahuan Gerakan 3M Plus dengan keberadaan jentik Aedes aegypti (p=0,490). Simpulan, terdapat hubungan perilaku Gerakan 3M Plus dengan keberadaan jentik, sedangkan pengetahuan Gerakan 3M Plus tidak berhubungan dengan keberadaan jentik Aedes aegypti.

Abstract
Dengue haemorrhagic fever (DHF) is still a health problem in the world and especially in Indonesia. Mechanical prevention of DHF is 3M Plus Movement action that is drain, close, bury and other actions. 3M Plus Movement aims to eradicate the mosquito nest so that Aedes aegypti population as a DHF vector can be controlled. Knowledge and behavior about 3M plus movement is very important to reduce the incidence of DHF. This was an analytic observational study with cross sectional design using questionnaires. Samples were taken from 55 residents with non-probability sampling technique with simple random sampling method based on inclusion and exclusion criteria. The results showed the level of knowledge about the 3M plus movement of 52 respondents were in good categories and 3 respondents were in the medium category. The results showed 3M plus movement behaviors of 25 respondents were in the good category, 19 respondents were in medium category and 11 respondents were in less category. The observation result of the larvae Aedes aegypti’s existence were 11 houses found larvae and at 44 houses there was no larvae. Bivariate analysis was performed using chi-square test at 95% confidence degree showed there is a significant relationship between behavior about 3M plus movement with the existence of larva Aedes aegypti with p=0.04, but there is no significant relationship between knowledge level about 3M plus movement with presence of larva Aedes aegypti with p=0.490. The conclusions of this study, there is a significant relationship between behavior of 3M plus movement with the existence of Aedes aegypti larvae, but there is no significant relationship between knowledge level of 3M plus movement with presence of Aedes aegypti larvae.


Keywords


Gerakan 3M Plus, Keberadaan jentik, Pengetahuan, Perilaku

Full Text:

PDF

References


Kementerian Kesehatan. Profil Kesehatan Indonesia 2014 [Internet]. Vol. 51, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. 40 p. Available from: http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2014.pdf

Kementerian Kesehatan. Profile Kesehatan Jawa Barat. Kementeri Kesehat Republik Indones. 2012.

Darnoto S, Astuti D. Pengendalian nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta. 2002;705:1–13.

Sulistyawati. Dampak Perubahan Iklim Pada Penyakit Menular. Kesehatan Masyarakat. 2015;8(1):342–8.

Safar R. Parasitologi Kedokteran. Nurhayati N, editor. Bandung; 2015. 242 p.

Susanto I, Ismid ISK, Sungkar S. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran. 4th ed. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Indonesia; 2008. 266-267 p.

Notoatmodjo soekidjo. Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan [Internet]. Jakarta: Rineke Cipta; 2012. Available from: http://dokumen.tips/documents/pengetahuan-terbaru.html

Puspaningrum NA. Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit Demam Berdarah Dengue Dengan Perilaku 3M Plus Di Desa Sumbermulyo Kabupaten Bantul. 2014;

Satu M, Malalayang K, Manado K, Talib S, Joseph WBS, Rahayu H, et al. Hubungan Antara Tindakan Pemberantsan Sarang Nyamuk (PSN) Dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes sp. Di Kelurahan Malalayang Satu Kecamatan Malalayang Kota Manado. 2015;21.

Nahdah, Ishak H, Bintara Birawida A. Hubungan Perilaku 3M Plus Dengan Densitas Larva Aedes aegypti Di kelurahan Birobuli Selatan Kota Palu Sulawesi Tengah. 2012;1(1):1–10.

Dinkes Kota Bandung. Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2014. 2014;1.

Bandung K. Statistik Daerah Kota Bandung Statistik Daerah Kota Bandung. 2016.

Soekidjo N. Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta; 2012. 131-194 p.

Division of Chief Health Officer QH. Stages of behaviour change. 2007;173–5.

Mubarokah R. Upaya Peningkatan Angka Bebas Jentik Demam Berdarah Dengue (ABJ-DBD) Melalui Penggerakan Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di RW 1 Kelurahan Danyang Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan. 2013;

Efruan LJ, Sugiyanto Z, Kes M. Hubungan Perilaku Masyarakat (Pengetahuan, Sikap Dan Praktik) Tentang PSN Dengan Beradaan Jentik Penularan DBD Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngaliyan Kota Semarang. 2015;

Nani, Palangkaraya KKI. Hubungan perilaku psn dengan keberadaan jentik Aedes aegypti di pelabuhan pulang pisau. 2017;(January 2017).

Hadid, Fitriyah N, Angela F., Kalesaran, Kandou, D G. Hubungan Antara Perilaku Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) Dengan Keberadaan Jentik Aedes SP Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Minanga Kota Manado. 2016; Available from: http://medkesfkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/JURNAL-Fitriyah-N.-Hadid.pdf

Nur D, Krisna P. Hubungan Antara Perilaku PSN (3M Plus) Dan Kemampuan Mengamati Jentik Dengan Kejadian DBD. 2015.

Respati T, Raksanagara A, Djuhaeni H, Sofyan A, Shandriasti A. Ecohealth system dynamic model as a planning tool for the reduction of breeding sites. IOP Conf Ser Mater Sci Eng. 2017;180(1):012108.

Astuti RD, Ismawati, Siswanti LH, Suhartini A. Sebaran vektor penyakit demam berdarah (Aedes aegypti) di Kampus Universitas Islam Bandung. GMHC. 2016;4(2):82–6.

Respati T, Budiman, Nurhayati E, Yulianto FA, Feriandi Y. Perbandingan pengetahuan dengan sikap dalam pencegahan demam berdarah dengue di daerah urban dan rural. GMHC. 2016;4(1):53–9.

Respati T, Nurhayati E, Mahmudah, Feriandi Y, Budiman, Yulianto FA, Sakinah K. Pemanfaatan Kalender 4M Sebagai Alat Bantu Meningkatkan Peran Serta Masyarakat dalam Pemberantasan dan Pencegahan Demam Berdarah. GMHC. 2016;4(2):121–8.




P-ISSN 2597-5013 | E-ISSN 2597-5021